Selasa, 27 Mei 2008

SATELIT

Dengan semakin meningkatnya jumlah sentral-sentral internasional, maka diperlukan cara-ara perhubungan yang dapat menampung kapasitas besar. Dengan pengulangan internasional pada sistem microwave, maka penyaluran aluran berkapasitas tinggi dimungkinkan dengan teknologi satelit buatan.

Agar satelit bisa tetap mengorbit tanpa jatuh (tertarik) ke bumi, ia perlu ketinggian-orbit dan periode tertentu. Apabila periode edar yang kita inginkan 24 jam, agar sinkronus dengan Rotasi bumi pada sumbunya maka tinginya harus 35900 Km.

Pada tahun 1945, Arthur C. Clarke (seorang penulis fiksi pengetahuan inggris) menyatakan bahwa sebuah satelit dengan orbit lingkaran pada bidang equator dengan radius 42,242 Km (=ketinggian 35,864 Km dari permukaan bumi) akan memiliki periode yang sama dengan periode rotasi bumi sehingga satelit tersebut selalu berada tetap diatas suatu tempat di muka bumi. Lingkaran Orbit diatas Khatulistiwa dengan ketinggian 3,864 Km dari permukaan bumi, kini disebut orang dengan istilah “Clarke Belt”, atau “Cincin Clarke”.

1. Berbagai macam satelit

Di angkasa terdapat beratus-ratus satelit yang yang mengorbit disekitar bumi kita, yang ragamnya dapat dibedakan antara lain dari jenis:

1.1. Orbitnya

Berdasarkan orbitnya satelit dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:

a. Sistem Satelit Tidak Teratur (Random)

Sistem ini juga disebut sebagai “Sistem Satelit Tidak Terkendali”, yaitu dengan peluncuran sejumlah satelit pada berbagai ketinggian orbit dari ratusan km atau 10.000 km. Gerakan saelit ini akan diikuti oleh 2 stasiun bumi yang dapat melihatnya dan dengan menggunakan cara saling perpindahan (switching) antara dua buah antenna yang dapat berputar pada tiap stasiun, akan daapat dikurangi waktu terputusnya perhubungan. Meskipun mekanisme tracking (penjejakan) pada sistem ini sangat sulit, keuntungannya terletak pada mudahnya peluncuran dan medan terimanya yang cukup kuat.

b. Phased Satellite System (Sistem Satelit Bertahap)

Sistem ini terdiri dari berbagai jenis orbit, seperti orbit khatulistiwa, orbit dengan sudut inklinasi 300, orbit kutub dan sistem orbit campuran. Jenis ini dapat menjalin perhubungan dengan meluncurkan beberapa satelitperhubungan pada jarak waktu (interval) yang sama pada orbit dan memindahkannya secara teratur bagi 2 stasiun bumi.

Oleh sebab itu sistem ini juga disebut sebagai “Sistem Satelit Terkendali”. Yang termasuk jenis ini adalah sistem satelit Stasioner yang akan dijelaskan pada bagian c.

Umumnya jenis ini menggunakan orbit khatulistiwa untuk perhubungan selatan-utara dan orbit kutub untuk perhubungan timur barat, yang maksudnya untuk dapat mengurangi jumlah satelit yang diperlukan.

Lebih lanjut akan ditinjau sistem orbit khatulistiwa dengan orbit relatip tinggi yang cukup praktis dan satelit meluncur dengan gerakan ke timur. Dimisalkan masa perputaran orbit khatulistiwa T jam, masa perputaran bumi adalah P yang lebih besar dari T sbb:

c. Sistem Satelit Stasioner

Apabila satelit diluncurkan pada ketinggian 35.860 km ke timur di atas khatulistiwa, dia akan mempunyai kedudukan yang statis terhadap bumi yang mempunyai T=24 jam dan P=∞. Oleh sebab itu perhubungan dapat dilaksanakan seperti halnya perhubungan tetap dengan satu set antena.

Untuk satelit stasioner, sudut pancaran antenna satelit ke bumi yang diperlukan kira-kira 17,340 dan jari-jariuntuk perhubungan yang masih dapat dilaksanakan kira-kira 760 (dengan sudut elevasi antenna stasiun bumi lebih besar dari 50). Dengan cara ini maka peluncuran 3 atau 4 satelit berkapasitas besar sesuai dengan keperluannya, memungkinkan terlaksananya perhubungan untuk seluruh dunia. Sistem ini dinamakan “Sistem Satelit Stasioner” Jenis ini pada saat sekarang dianggap paling baik, ditinjau dari segi ekonomi dan fungsinya, untuk perhubungan satu hop didalam daerah lingkup saatelit. Kelemahan sistem ini adalah waktu tunda yang untuk perhubungan telepon kira-kira 0,6 sec. Pada saat ini sistem perhubungan satelit internasional terdiri dari sistem satelit stasioner yang dapat dipergunakan bersama dalam bentuk multiple access.

Mengingat untuk perhubungan 2 hop dengan satelit stasioner, praktis tidak dapat dipergunakan untuk sirkit telepon berhubung lamanya waktu tunda yang ternyata lebih besar dari 0,1 sekon, maka dikehendaki agar pelaksanaanya dilakukan dengan penggabungan satu hop satelit diteruskan dengan sistem lain misalnya kabel laut, sistem microwave terrestrial, untuk keperluan perhubungan yang sangat jauh di luar daerah lingkup satelit.

Satelit stasioner juga memerlukan teknologi yang tinggi misalnya untuk Despun antenna, bagi sistem antenanya, tetapi ada keuntungannya yaitu realisasi penempatan satelit berkapasitas tinggi , mengingat dimungkinkannya pemasangan antenna berkas sempit yang jurusan diagram pancarannya hanya beberapa derajat.

1.2. Fungsinya

Berdasarkan fungsinya satelit dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:

a. Satelit Mata-mata, termasuk jenis Armed Forces and Defense Satellite lainnya

b. Satelit Cuaca dan Navigasi (Weather and Navigation)

c. Satelit Penginderaan Jarak Jauh dari Pemetaan Bumi, (Remote Sensing, Earth Resources & Mapping)

d. Satelit Scientific/Penyelidikan/Research

e. Satelit untuk telekomunikasi.

2. Satelit Komunikasi

Pada dasarnya Satkom (Satelit Komunikasi) akan berfungsi sebagai repeater seperti pada komunikasi radio terestrial, seperti Mobile-Radio, Handphone, HT/Handy-Talky atau juga radio trunking yang pada umumnya beroperasi bersama beberapa repeater. Hanya saja satkom ini letaknya sangat jauh dan tinggi, sekitar 36000 Km.

Kemiripan fungsi terebut perlu kita resapi, karena beberapa kesamaan utama dengan komunikasi satelit antara lain:

a. Sinyal input ke antena repeater (Fin = Frx) relatip sangat lemah, dan datang dari salah satu unit atau arah.

b. Terjadi mixing dengan local Oscillator sehingga menghasilkan Translasi Frekwensi (Fout tidak sama dengan Fin).

c. Fout (F Tx) Repeater diamplify dan filter, lalu kemudian dengan daya yang relatif sangat kuat dipancarkan antena untuk arah atau daerah jangkauan (coverage) yang yang jauh dan luas.

d. Memiliki Band-Width tertentu, dengan alokasi kanal-kanalnya.

e. Letak/Site Repeater yang selalu ditempatkan pada ketinggian agar efektivitas jangkauannya terjamin dan terselenggara dengan baik.

3. Satelit Telkom 1

Satelit tersebut berbentuk paralel epipedum dengan ukuran kira-kira 1.8m x 1.8m x 3.0 m dan dindingnya terbuat dari bahan graphite epoxy composite. Pada kedua sisinya yang saling berhadapan (Timur dan Barat) terpasang masing-masing sebuah antena parabola dari bahan kevlar dengan diameter 2.159m, sedangkan pada kedua sisi lainnya (Utara-Selatan) tergantung dua panel surya masing-masing empat sektor dari bahan Galium Arsenid dan Silikon effisiensi tinggi yang secara total dapat memberikan daya sebesar 4.5 kW pada akhir umurnya.

Gambar 1. Satelit Telkom 1

Dengan sistem stabilisasi tiga sumbu, pesawat tersebut tak henti-hentinya berfungsi sebagai repeater di atas ekuator pada posisi 108 derajat BT, menerima dan mengirimkan kembali jutaan bit informasi per detik dari/ke puluhan ribu stasiun bumi VSAT (Very Small Apperture Terminal ) yang terletak dalam cakupannya. Satelit tersebut melaju dengan kecepatan 10.728 km/jam tetapi dengan ketinggian orbit sekitar 36000 km, satelit tersebut serasa diam relatif terhadap bumi

Gambar 2. Daerah Cakupan Satelit Telkom 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar